SELAMAT DATANG DI OYAYO.BLOGSPOT.COM

Sabtu, 08 Januari 2011

Makalah Tentang Menstruasi dan Onani

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini pendidikan anatomi dan fisiologi yang lebih baik telah menjadikan penerimaan akan menstruasi (Yudi, 2008).
Masturbasi adalah sebuah fenomena umum dan sering didiskusikan yang terdapat di mana-mana, baik pada anak kecil, anak-anak muda, orang dewasa maupun pada mereka yang sudah berkeluarga, terutama pada golongan masyarakat dengan pendidikan yang lebih tinggi bahkan juga masih terdapat pada orang-orang yang sudah tua.
Gejala masturbasi pada usia pubertas dan remaja, banyak sekali terjadi. Hal ini disebabkan oleh kematangan seksual yang memuncak dan tidak mendapat penyaluran yang wajar; lalu ditambah dengan rangsangan-rangsangan ekstern berupa buku-buku dan gambar porno, film biru, meniru kawan dan lain-lain.
Oleh sebagian orang, masturbasi dianggap sebagai sebuah kebiasaan yang menyenangkan. Tetapi pada kelompok lain justru dianggap merupakan aktivitas penodaan diri atau “zelfbevekking” yang dapat menimbulkan kelainan psikosomatik dan aneka dampak buruk lainnya mungkin membutuhkan penanganan medis (Yudi, 2008).


B.     Rumusan  Masalah
Dari latar belakang di atas, kita dapat merumuskan masalah, bahwa banyak anak remaja (khususnya wanita) yang belum begitu mengenal tubuh mereka terutama yang berhubungan dengan alat reproduksi dan anak remaja (wanita) terkadang menganggap menstruasi itu sebagai penyakit kelamin.  Anak-anak remaja itu sangat rentan dengan masalah yang berhubungan dengan seks termasuk juga yang berhubungan dengan onani. Jadi dapat dirumusan masalahnya ialah:
1.    Apa itu menstruasi dan bagaimana siklusnya?
2.    Aspek hormon selama mestruasi dan dampak-dampaknya?
3.    Apakah  onani itu?
4.    Apa saja dampak onani bagi kesehatan mental?

C.    Tujuan
1.    Mengetahui  pengertian tentang  menstruasi Agar anak perempuan dapat melewati masa menarche dengan baik.
2.    Untuk mengetahui pengertian onani dan dampaknya bagi kesehatan  reproduksi.
  

BAB II
PEMBAHASAN
1.    MENSTRUASI
A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (greenspan et al.1998 ).
B. Siklus Menstruasi
Sebagian wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Siklus reproduksi wanita dibagi menjadi dua siklus yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium.
 Siklus ovarium, terjadi pematangan ovum, permulaan matang hari pertama menstruasi dan berakhir hari 14. Pada siklus ini ada fase ovalatoir yaitu ketika mendekati pertengahan siklus 28 hari kira-kira 2 hari sebelum ovulasi hormon LH meningkat dan FSH meningkat tetapi sedikit. Peningkatan yang tiba-tiba dari FSH dan LH menyebabkan produksi estrogen oleh folikel agak menurun dan fungsi progesteron meningkat sehingga hal ini menstimulasi pematangan folikel dan melepasnya ovum. Ovulasi menandai permulaan siklus reproduksi wanita dan terjadi kira – kira 14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya.
Siklus endometrium ada 3 tahap yaitu tahap proliferasi, tahap sekresi dan tahap menstruasi. Pada tahap proliferasi terjadi pematangan ovum dan dilepaskannya pada pertengahan awal siklus ovarium. Ketika tahap ovulasi kelenjar endometrium mensekresi ovula ( lendir yang bentuknya berserabut tipis yang membantu masuknya sperma ke dalam uterus ). Tahap sekresi terjadi ketika uterus disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi endometrium terus menebal dibawah pengaruh estrogen dan progesteron dimana penebalan terjadi sampai 6 mm. Pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar didalam endometrium menjadi berliku-liku dan berdilatasi. Progesteron menyebabkan endometrium tebal mensekresi bahan untuk makanan ovum yang telah dibuahi ( protein, lemak, glikogen, mineral yang disimpan didalam endometrium menunggu kedatangan ovum). Tahap yang terakhir yaitu tahap menstruasi, jika fertilisasi/ pembuahan tidak terjadi maka produksi estrogen dan progesteron menurun kira-kira dua hari sebelum menstruasi terjadi spasme pembuluh darah endometrium yang menyebabkan terjadinya ischemia pada endometrium. Pada endometrium yang ischemia akhirnya mengupas sehingga yang terjadi disebut menstruasi. Dalam menstruasi kira-kira wanita kehilangan darah ± 40 cc sehingga sering terjadi anemi jika kurang mengkonsumsi zat besi.
C. Aspek Hormonal Selama Siklus Menstruasi
Siklus reproduksi wanita melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target (Syahrum et al., 1994). Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ;
1. Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
a) Luteinizing Hormon (LH)
LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum (Greenspan et. al., 1998; Syahrum et. al., 1994).
b) Folikel Stimulating Hormon (FSH)
FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel primer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen (Greenspan et. al., 1998; Syahrum et. al., 1994).
c) Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan 198 asam amino, dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum (Syahrum et. al., 1994).
2. Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.

a) Estrogen
Fase pubertas terjadi perkembangan sifat seks sekunder. Kemudian juga terjadi perkembangan sifat seks sekunder. Selanjutnya akan berlangsung siklus pada uterus, vagina dan kelenjar mammae. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen. Terhadap uterus, hormon estrogen menyebabkan endometrium mengalami proliferasi, yaitu lapisan endometrium berkembang dan menjadi lebih tebal. Hal ini diikuti dengan lebih banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri maupun vena. Hormon estrogen dihasilkan oleh teka interna folikel. Estradiol (E2) merupakan produk yang paling penting yang disekresi oleh ovarium karena memiliki potensi biologik dan efek fisiologik yang beragam terhadap jaringan perifer sasaran. Peninggian kadar estradiol plasma berkorelasi erat dengan peningkatan ukuran folikel pra-ovulasi. Setelah lonjakan LH, kadar estradiol serum akan mencapai kadar terendah selama beberapa hari dan terjadi peningkatan kedua kadar estradiol plasma yang akan mencapai puncaknya pada pertengahan fase luteal, yang akan mencerminkankan sekresi estrogen oleh korpus luteum. Studi kateterisasi telah menunjukkan bahwa peningkatan kadar estradiol plasma pada fase pra-evolusi dan pertengahan fase lueal dari siklus. Prinsipnya mencerminkan sekresi dari ovarium yang mengandung folikel dominan atau pra-ovulasi, yang kelak akan menjadi korpus luteum (Greenspan et. al., 1998; Syahrum et. al., 1994).
b) Progesteron
Kadar progesteron adalah rendah selama fase folikuler, kurang dari 1 ng/ml (3,8 nmol/l) dan kadar progesteron akan mencapai plateau yaitu antara 10-20 ng/ ml (32-64 nmol) pada pertengahan fase luteal. Selama fase luteal, hampir semua progesteron dalam sirkulasi merupakan hasil sekresi langsung korpus luteum. Pengukuran kadar progesteron plasma banyak dimanfaatkan untuk memantau ovulasi. Kadar progesteron di atas 4-5 ng/ml (12,7-15.9 nmol/l) mengisyaratkan bahwa ovulasi telah terjadi. Perkembangan uterus yang sudah dipengaruhi hormon estrogen selanjutnya dipengaruhi progesteron yang dihasilkan korpus luteum menjadi stadium sekresi, yang mempersiapkan endometrium mencapai optimal. Kelenjar mensekresi zat yang berguna untuk makanan dan proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi. Pembuluh darah akan menjadi lebih panjang dan lebar (Greenspan et. al., 1998).
c) Androgen
Androgen merupakan hormon steroid dengan 19 atom C dan yang termasuk androgen yaitu : testosteron, DTH, 17 ketosteroid DHEA, dihidroeplandrosteron, juga termasuk golongan ini tetapi khasiat androgennya lemah. Androgen merangsang pertumbuhan rambut di daerah aksila dan pubes serta mampu meningkatkan libido. Androgen terbentuk selama sintesis steroid di ovarium dan adrenal, sebagai pembakal estrogen. Androgen pada wanita dapat berakibat maskulinisasi, maka pembentukan yang berlebih akan menyebabkan gangguan yang berarti. Fase folikuler dan fase luteal kadar rata-rata testosteron plasma berkisar antara 0,2 ng/mg-0,4ng/mg (0,69-1,39 nmol/l) dan sedikit meningkat pada fase pra-ovulasi (Jacoeb et. al., 1994).

D. Gangguan-gangguan yang Menyertai Menstruasi
Terdapat dua klasifikasi besar gangguan yang menyertai siklus menstruasi, yaitu :
1) Gangguan atau gejala-gejala yang menyertai siklus menstruasi normal :
a) Sindroma Pre-Menstruasi (PMS)
Sindrom Pre Menstruasi didefinisikan Magos : “Gejala fisik, psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit organik, yang secara teratur berulang selama fase siklus yang banyak mengalami regresi atau menghilang selama waktu haid yang tersisa.”
Shreeve (1983) mendefinisikan sindroma pre-menstruasi sebagai sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-14 sebelum menstruasi dan mereda segera setelah menstruasi berawal.
Banyak sekali keluhan yang dirasakan para penderita sindroma pre-menstruasi antara lain pembesaran di daerah perut, pembengkakan di pergelangan kaki dan jaringan, kenaikan berat badan, kaki terasa berat, payudara mengeras dan sakit, kaki terasa lemah untuk berjalan, perut sakit dan kejang seperti dismenorea spasmodik, produksi urin berkurang serta timbul gangguan-gangguan pada kulit seperti jerawat, bisul, kepucatan, nafsu makan dan tidur terganggu (Shreeve, 1983).
b) Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan, karena gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.
2) Gangguan fungsi menstruasi dan ovarium abnormal
Fungsi endokrin ovarium yang abnormal dapat bermanifestasi sebagai (1) bukti sekresi estrogen yang tidak sesuai (Misalnya pubertas prekoks), (2) sekresi estrogen yang berkurang (misalnya pubertas tertunda), (3) gangguan atau perubahan siklus menstruasi pada wanita dewasa, (4) bukti-bukti produksi androgen yang berlebihan. Penekanan terutama akan diberikan pada gangguan-gangguan yang terjadi pada wanita dewasa pasca pubertas, oleh karena merupakan gangguan yang sering ditemukan.

2.    ONANI/MASTURBASI
A.  Pengertian Onani
Onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. Namun ada yang berpendapat onani hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan istilah masturbasi diperuntukkan bagi perempuan. Istilah onani diambil dari seseorang bernama Onan yang sejak kecil sering merasa kesepian. Untuk mengatasi rasa kesepiannya ia mencari hiburan dengan cara membayangkan hal-hal erotis sambil mengeksplorasi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif sehingga mendapatkan kenikmatan. Kemudian nama Onan ini berkembang menjadi onani.
Onani/Masturbasi adalah menyentuh, menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual (orgasme) baik tanpa menggunakan alat maupun menggunakan alat. Biasanya masturbasi dilakukan pada bagian tubuh yang sensitif, namun tidak sama pada masing-masing orang, misalnya : putting payudara, paha bagian dalam, alat kelamin (pada perempuan terletak pada klistoris dan sekitar vagina : sedangkan pada laki-laki terletak pada sekitar kepala dan leher penis). Misalnya laki-laki melakukan onani dengan meraba penisnya, remaja perempuan menyentuh klistorisnya hingga dapat menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan atau bisa timbul ejakulasi pada remaja laki-laki.
Secara medis onani/mastrubasi tidak akan mengganggu kesehatan. Orang yang melakukannya tidak akan mengalami kerusakan pada otak atau bagian tubuh lainnya. Onani/mastrubasi juga tidak menimbulkan resiko fisik seperti mandul, impotensi, dan cacat asal dilakukan secara aman, steril, tidak menimbulkan luka dan infeksi. Resiko fisik umumnya berupa kelelahan. Pengaruh mastrubasi biasanya bersifat psikologis seperti rasa bersalah, berdosa, dan rendah diri karena melakukan hal-hal yang tidak disetujui oleh agama dan nilai-nilai budaya sehingga jika sering dilakukan akan menyebabkan terganggunya konsentarsi pada remaja tertentu.
B.  Dampak Terhadap Kesehatan Mental
 Onani atau Impuls-impuls autoerotic (masturbasi) terdapat pada semua manusia. Perbedaannya hanya terletak pada bagaimana cara kita menyelesaikan dorongan-dorongan tersebut. Beberapa dari kita merepresikan dorongan tersebut untuk memuaskan dirinya, sementara yang lain mengekspresikan keinginannya untuk mendapatkan pemuasan seksual.
Salah satu dorongan manusia yang sering menyebabkan manusia mendapat kesulitan pribadi dan sosial adalah dorongan seksual, yang pada kenyataannya sering menghadapkan manusia kepada suatu keadaan yang mendesak dan sangat membujuk untuk memperoleh pemuasan seksual dengan segera. Adanya persoalan seksual pada individu dapat menyebabkan individu yang bersangkutan sering dihadapkan pada keadaan yang seolah-olah ada kecenderungan untuk jatuh ke tingkat yang immature atau infantil dan setiap usaha untuk bertingkah laku seksual yang matur terhambat karenanya.
Masturbasi memunculkan banyak mitos tentang akibatnya yang merusak dan memalukan. Citra negatif ini bisa dilacak jauh ke belakang ke kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan), sehingga berarti “penyalahgunaan dengan tangan”.
Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi “penyalahgunaan” pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern, meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.  Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak.
Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berwujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif – sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain – adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa. 8 Fase akhir jika masturbasi konfulsif tidak diselesaikan dengan tepat adalah munculnya fenomena sexual addicted, sebuah ketagihan akan kegiatan-kegiatan seksual. Secara fisik, masturbasi dapat menyebabkan kelecetan atau rusaknya mukosa dan jaringan lain dari organ genitalia yang bersangkutan, baik akibat penggunaan alat bantu masturbasi atau hanya dengan menggunakan tangan dan jemari.


C.  Cara menghindari onani/masturbasi
Setiap orang bisa mengendalikan dirinya untuk menghindari dan mencegah aktivitas onani/ masturbasi. Gunakan waktu luang dengan aktivitas yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Sesegera hilangkan atau alihkan pikiran yang mengarah kepada rangsangan seks kepada pikiran atau aktivitas lainnya. Seperti ngobrol hal-hal yang tidak berbau seks, menyelesaikan tugas, menjalankkan hoby, olah raga, musik, berorganisasi, atau lainnya. Puasa adalah salah satu cara yang efektif untuk menahan nafsu seksual.


DAFTAR PUSTAKA


Baziad, Ali. (1992).  “Nyeri Haid: Tamu Bulanan Pengganggu Kerja”.  Higina, No.11,P
18 -27
Manuaba, Ida Bagus Gde.  (1998). “Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita”.  Jakarta
;Arcan
Mansjoer,  Arif,  dkk.  (2000).  Kapita  Selekta  Kedokteran  Edisi 3”.   Jakarta;   Media  
Aesculapius.
http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/materi-menstruasi.html
http://creasoft.wordpress.com/tag/menstruasi/
t men� Q*n < 0� �� le='mso-spacerun:yes'>  bserkembangnya bidang ini sehingga bermunculan ahli-ahli sastra Arab yang diilhami oleh kemajaun kesustraan di Dunia Islam bagian Timur.
Dalam bidang seni bangunan (arsitektur), Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota Cordova lengkap dengan istana, taman, dan masjid. System pengairan diatur sehingga kota mampu mensuplai air bersih untuk keperluan minum. Masjid Cordova yang dibangun tahun 786 oleh Abd Rahman al-Dakhil mempunyai pola dasar bentuk masjid bani Ummayah Damaskus. Masjid ini diperbesar oleh Abd Rahman II dan al-Hakam II sehingga menjadi sangat indah. Menurut pakar arkeologi istana ini merupakan perpaduan seni bangunan gaya Byzantium  dan Islam, dilengkapi dengan kolam air mancur dan patung mansusia yang indah.[2]
Abd Rahman III dan anaknya Al-Hakam II juga sangat mencintai buku. Mereka berdua membangun perpustakaan besar di Cordova sehingga menjadi perpustakaan di Eropa pada waktu itu. Haman II mencari dan membeli buku yang menarik dan sulit diperoleh. Ia sendiri menulis surat kepada setiap penulis kenamaan untuk memperoleh naskah dari karya-karya penulis dan membayar dengan jumlah yang mahal. Dengan jalan ini ia mengumpulkan perpustakaan yang sangat luas sehingga katalognya mencapai jumlah 44 jilid.
Bidang ilmu ke-Islaman yang berkembang saat itu antara lain fiqh, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa Arab, dan filsafat. Hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu pemgetahuan pada masa ini adalah perhatian yang tinggi dari penguasa terhadap pendidikan. Ilmu agama yang berkembang amat pesat adalah Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang membahas lafadh-lafadh Al-Qur’an yang baik dan benar. Abu Amr al-Dani Utsman ibn Said adalah ulama ahli Qira’at kenamaan dari Andalusia yang mewakili generasinya. Sejalan dengan perkembangan filsafat, berkembang  pula ilmu-ilmu lain. Ilmu pasti yang banyak digemari bangsa Arab berpangkal dari buku India Sinbad yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazar.
Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan filsafat pada masa itu tidak terlepas kaitannya dari kerjasama yang harmonis antara penguasa, hartawan dan ulama. Umat Islam di Negara-negara Islam pada masa itu berkeyakinan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan kebudayaan umumnya, merupakan salah satu kewajiban pemerintahan. Kesadaran kemanusiaan dan kecintaan akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para pendukung ilmu telah menimbulkan hasrat untuk mengadakan perpustakaan-perpustakaan, disamping mendirikan lembaga-lembaga pendidikan. Sekolah dan perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan pribadi, banyak dibangun di berbagai penjuru kerajaan, sejak dari kota-kota besar hingga ke desa-desa.
Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga hampir tidak  ada seorang pun penduduknya yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke negara-negara  Eropa Kristen, melalui kelompok-kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas Cordova, Malaga, Granada, Sevilla atau lembaga-lembaga ilmu pengetahuan lainnya di Andalusia.



[1] Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: The Mac Milan Press, 1974), h.240.
[2] Philip K. Hitti, History of the Arab, (London: The Micmillan Press Ltd., 1974), h. 595.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar